PANDUGA.ID, SUMBAR – Calon wakil presiden Mahfud MD berpesan kepada mahasiswa di Provinsi Sumatera Barat bahwa orang-orang berbakat harus mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal itu diungkapkan Mahfud saat menghadiri acara di Universitas Andalas, Selasa (19/12/2023).
Pada kesempatan tersebut, Mahfud menyampaikan delapan misi untuk mewujudkan Indonesia Unggul.
Pertama, mempercepat pembangunan manusia Indonesia yang baik, produktif, dan berkarakter.
Ia percaya bahwa untuk mencapai hal ini, pertama-tama kita harus mengatasi manusia.
Sebab untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia harus terampil, produktif, dan berkarakter Indonesia.
Kedua, mempercepat penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mempercepat penelitian dan inovasi.
“Orang baik harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalau ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini tidak bisa dikuasai berarti kurang baik. Melalui yang mana? Inovasi penelitian dan kreativitas,” ujarnya.
Lalu, langkah ketiga adalah percepatan pembangunan ekonomi mandiri yang berbasis pengetahuan dan nilai tambah.
“Kita akan membangun perekonomian yang mandiri, bukan perekonomian yang bergantung, bahkan perekonomian yang bergantung pada kekuatan lain di luar kekuatan ekonomi kita atau yang kemandiriannya melemahkan potensi ekonomi kita,” jelasnya.
Mempercepat Pengembangan Sistem Digital
Kelima, mempercepat pengembangan sistem digital nasional.
Karena saat ini semua kehidupan serba digital.
Langkah keenam, kata dia, adalah mempercepat terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru, ekonomi kelautan, dan ekonomi agraris dengan memperhatikan perkebunan hijau dan pertanian.
Lanjutnya ketujuh, mempercepat pelaksanaan demokrasi substantif, karena demokrasi kita lebih bersifat prosedural.
Selain itu, hak asasi manusia, supremasi hukum yang adil, dan keselamatan kerja juga dihormati.
Kedelapan, mempercepat penguatan peran Indonesia dalam mencapai tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri yang bebas aktif dan penguatan pertahanan negara.
Selain itu, hal ini juga mencakup posisi politik Indonesia dalam geopolitik konflik Palestina-Israel saat ini, dimana Indonesia terus berpihak pada Palestina dan menyerukan agar serangan tersebut segera diakhiri.
“Posisi Indonesia tidak akan pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina mengakui keberadaannya sebagai negara merdeka dari Israel,” ujarnya.(CC-01)