PANDUGA.ID, YOGYAKARTA – Jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonsia pada pemilihan presiden di Pemilu 2024 mendatang, Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyatakan komitmen untuk mengontrol kenaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok.
Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan petani tembakau.
“Kenaikannya jangan terlalu ekstrem karena nanti akan bikin rugi petani tembakau,” kata Ganjar kepada media setelah mengunjungi pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurut Ganjar Pranowo kenaikan cukai rokok tak boleh terlalu drastis.
Kondisi itu untuk menjaga kesejahteraan para petani tembakau.
Adapun peran cukai telah dibahas dalam diskusi Refleksi Dua Tahun Transformasi Kesehatan.
Diskusi publik yang diikuti sejumlah pakar itu digelar Senin (18/12/2023) lalu di Yogyakarta.
Diskusi tersebut diisi oleh Prof Budi Hidayat, Peneliti Pemimpin Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia (CHEPS UI).
Dalam diskusi ia mengatakan, cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dan rokok dapat membantu mendanai kebutuhan kesehatan di Indonesia.
Pemerintah kemudian menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen pada 2024.
Sementara itu, tarif cukai untuk produk hasil pengolahan hasil tembakau lainnya (HPTL) akan dinaikkan sebesar 15 persen dan 6 persen pada 2024.(CC-01)