PANDUGA.ID, ACEH – Badan Pengelola Pengungsi PBB (UNHCR) mengumumkan sekitar 700 pengungsi Rohingya telah masuk ke Indonesia.
Pengungsi Rohingya saat ini berada di provinsi Aceh dan membutuhkan akomodasi yang layak.
“Dari 1.684 pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh pada tahun 2023, sekitar 700 orang masih tinggal di pantai, perkebunan kelapa, dan tenda-tenda kecil serta membutuhkan perlindungan,” kata Anne Mayman, Perwakilan UNHCR di Indonesia.
Ia mengatakan, masih ada beberapa lokasi pengungsian yang belum memiliki tempat berlindung yang memadai, antara lain yang baru mendarat di Kota Sabang, Pidi, dan Aceh Besar.
Menurutnya, ada beberapa tempat yang dinilai UNHCR cocok untuk pengungsi.
Namun, hal ini memerlukan persetujuan dari otoritas setempat.
“Itulah sebabnya kami ingin berbicara dengan pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi bersama,” katanya.
Anne sempat mendengarkan keinginan beberapa warga yang menentang kehadiran Rohingya di tempat ini.
Namun, ia menilai pihak yang menolak hal tersebut tidak bisa digeneralisasikan sebagai penolakan mutlak terhadap Indonesia.
Menurutnya, permasalahan pengungsi Rohingya relatif masih bisa dikendalikan dan dikelola jika semua pihak berkomunikasi untuk mencari solusi bersama.
“Kami belum melihat adanya penolakan terhadap pengungsi yang datang sebelum November tahun ini. Meski begitu, kami tetap memperhatikan pandangan warga sekitar terkait penolakan tersebut,” ujarnya.
Diketahui pada akhir tahun 2023, akan terjadi peningkatan jumlah pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia melalui Aceh dengan menggunakan kapal kayu.
Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, yang digambarkan oleh UNHCR sebagai warga negara tanpa kewarganegaraan.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo pekan lalu mengatakan jaringan sindikat penyelundupan kriminal juga terlibat dalam kedatangan pengungsi.
Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa meskipun memberikan bantuan kepada pengungsi atas dasar kemanusiaan, pemerintah akan terus menghormati kepentingan lokal dan mengambil tindakan tegas terhadap jaringan penyelundupan manusia.
Polisi di Provinsi Aceh telah menangkap tiga tersangka, lima di antaranya diduga terlibat dalam kejahatan perdagangan manusia, salah satunya adalah warga negara Bangladesh.(CC-01)