PANDUGA.ID, SEMARANG – Musim hujan telah dimulai di beberapa wilayah Jawa Tengah.
Data Observatorium Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang, curah hujan di Jawa Tengah mencapai 100 mm per hari.
Selain itu, kelembapan udara di Jawa Tengah sangat tinggi, berkisar antara 55 hingga 99%.
Dari pendataan tersebut, BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah segera melakukan tindakan pencegahan.
Hal ini dikarenakan bencana hidrometeorologi sering terjadi pada musim hujan.
Menurut Analis Cuaca BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda Rastri, beberapa wilayah di Jawa Tengah akan dilanda hujan lebat.
Wilayah yang terletak di Provinsi Banjarnegara, Banyumas, dan Purbalinga ini memiliki curah hujan rata-rata 150 mililiter per jam.
Menurut dia, gejala ini patut diwaspadai, terutama pada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan dan tebing.
“Saat terjadi hujan lebat, masyarakat yang berada di kawasan perbukitan perlu berhati-hati karena rawan longsor,” jelasnya, Sabtu (9/12/2023).
Selain itu, jika Jawa Tengah dilanda hujan lebat, masyarakat juga harus mewaspadai risiko bencana banjir.
Dikatakannya, banjir dan rob mungkin terjadi di wilayah Pantura, Jawa Tengah, saat musim hujan.
Winda mengatakan cuaca ekstrem juga bisa menyebabkan badai petir dan pohon tumbang.
Oleh karena itu, jika terjadi hujan, masyarakat diimbau tidak berada di tempat berbahaya seperti di bawah pohon atau papan reklame.
Ia menambahkan, puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2024.
“Saya berharap di musim hujan ini kewaspadaan masyarakat terhadap bencana semakin meningkat,” imbuhnya.(CC-01)