PANDUGA.ID, SEMARANG – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran diduga melakukan adu domba masyarakat Wadas, di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Bentuk adu domba yang dilakukan yakni dengan menggelar deklarasi Pejuang Wadas Jawa Tengah, yang diselenggarakan pada Selasa (5/12/2023) lalu.
Padahal, peserta deklarasi yang berjumlah kurang lebih 60 orang tersebut bukanlah berasal dari Desa Wadas yang menolak proyek bendungan.
Dikutip dari berbagai sumber, deklarasi tersebut berlangsung di Warung Sego Pecel Joglo STA Mbah Tri Jalan Kyai Wagen, Keseneng, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Penjual Sego Pecel Joglo STA Erry Susilowati, mengatakan tidak mengetahui adanya peserta dari Desa Wadas yang ikut deklarasi.
“Yang bikin acara itu kemarin dari Solo, untuk yang hadir tidak ada dari Desa Wadas setahu saya cuma orang sekitar sini (Keseneng) saja,” terang Erry.
Adapun salah seorang warga Desa Keseneng bernama Nurkhamid mengaku diminta tolong oleh Tri pemilik warung STA untuk mencari massa.
Saya cuma diminta tolong Bu Tri untuk mengajak orang sekitar sini untuk hadir acara deklarasi. Saya sendiri kemarin jaga parkir untuk menata kendaraan,” tegasnya.
Nur menegaskan setiap peserta mendapat amplop berisi uang tunai Rp 50 ribu untuk dibagikan kepada orang yang datang.
“Dikasih amplop berisi Rp 50 ribu untuk dibagikan kepada setiap orang yang datang dan kemarin pas acara juga dikasih kaos Prabowo-Gibran,” jelasnya.
Pengakuan Warga Wadas
Di lain pihak, Sumarno seorang warga Desa Wadas yang saat itu hadir merasa tertipu oleh koordinator deklarasi.
“Saya sore itu pada hari Selasa (05/12/2023) pukul 16.01 WIB ditelpon oleh seseorang yang mengaku Eko beralamat di Seren. Saya diundang untuk menghadiri deklarasi di Keseneng. Tanpa ragu saya langsung ke sana,” jelasnya.
Setibanya di lokasi, Sumarno bingung karena ada spanduk bertuliskan Pejuang Wadas Jawa Tengah dukung Prabowo-Gibran.
“Baru saja saya duduk saya disuruh membaca selembar kertas oleh panitia dan sama sekali saya tidak ada yang kenal dengan mereka kecuali satu temen saya Pak Tumiran. Itupun saya tanya hanya sebagai tamu. Kebetulan saya tidak membawa kacamata saya tidak bisa membacanya kemudian dituntun oleh saudara ibu Tri yang katanya pemilik warung ini,” ungkapnya.
“Saya merasa sebagai orang Wadas saya dirugikan dengan acara kemarin saya tidak tahu apa-apa kok ditulis dalam media online sebagai Koordinator Pejuang Wadas? Padahal Desa Wadas ini sudah mulai kondusif kok tega-teganya mengadu domba rakyat seperti ini,” imbuh Sumarno.
Tri Mudji Rahayu pemilik warung STA Keseneng atau koordinator acara, mengatakan sempat dihubungi oleh temannya dari Solo untuk membuat acara di Desa Wadas.
Namun karena sering hujan, Tri beralasan belum sempat ke Desa Wadas dan berkoordinasi dengan Ari temannya yang dari Solo.
Tri kemudian menggiring warga dari Desa Keseneng tanpa melibatkan warga Desa Wadas.
Acara tersebut bahkan sempat dibubarkan karena tidak memiliki izin.
Tri pun melempar tanggung jawab kepada Ari karena yang menjadi sumber penadaan acara.(CC-01)