PANDUGA.ID, SEMARANG – Said Didu melalui cuitan media sosial Twitternya melontarkan kritik pada lembaga survei Indo Barometer.
Kritik yang dilontarkan Said Didu terkait aspek intelektual seorang cawapres yang bisa dinilai berdasarkan survei.
Ia pun mempertanyakan kebenaran hasil survei tersebut karena ada yang janggal.
Said Didu mempertanyakan mengapa intelektual seorang Mahfud MD kalah dengan Gibran Rakabuming Raka.
“Betapa bangsa ini betul-betul dibikin bodoh oleh tukang Surver – masa aspek intelektual dinilai dari hasil survey.
Lama2 tingkat keimanan seseorang pun akan disurvey juga. Prof @mohmahfudmd intelektualitasnya kalah sama Gibran?,” tulis Said Didu di akun @msaid_didu, Senin (13/11/2023).
Dalam cuitannya itu, Said Didu juga menambahkan gambar yang menunjukkan berita intelektual Gibran lebih unggul dari Mahfud MD.
Dikutip dari Antara News, aspek intelektual Gibran Rakabuming Raka mengungguli Mahfud MD dan Cak Imin dalam survei Indo Barometer.
Dalam survei terungkap bahwa aspek intelektual mendominasi alasan masyarakat memilih Bacawapres untuk Pilpres 2024 sebesar 16,6%.
Kecerdasan intelektual Gibran mencapai 37,6%, disusul Mahfud Md dengan 23,3% dan Muhaimin Iskandar dengan 18%.
“Kami menemukan poin-poin terkait faktor intelijen dalam pemilihan calon wakil presiden mendominasi, tepatnya 16,6%,” kata peneliti Indo Barometer Christopher Nugroho, di Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Christopher mengatakan alasan kedua masyarakat memilih Bacawapres adalah latar belakang karakternya.
Karakter Mahfud MD
Data survei menunjukkan Mahfud Md mendominasi dengan perolehan 43,6%, disusul Gibran Rakabuming Raka dengan 19,2%, dan posisi terakhir ada Muhaimin Iskandar dengan 16,7%.
Sementara untuk ketaatan beragama, survei Indo Barometer menunjukkan Muhaimin Iskandar menempati posisi pertama dengan angka mencapai 60,0%, di posisi kedua ada Mahfud Md yang mencapai angka 32,7% dan di posisi ketiga Gibran Rakabuming Rakadengan tingkat 1,8%.
Survei Indo Barometer dilakukan pada 25-31 Oktober 2023 dengan sampel sebanyak 1.230 responden yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
Metode pengambilan sampel survei yang digunakan adalah multi stage random sampling.
Survei tersebut memiliki margin of error sebesar 2,79% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Komite Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan masa kampanye pemilu berlangsung pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Pemungutan suara dijadwalkan berlangsung pada 14 Februari 2024.(CC-01)
Betapa bangsa ini betul-betul dibikin bodoh oleh tukang Surver – masa aspek intelektual dinilai dari hasil survey.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) November 13, 2023
Lama2 tingkat keimanan seseorang pun akan disurvey juga.
Prof @mohmahfudmd intelektualitasnya kalah sama Gibran ? pic.twitter.com/cDOa93uSKW